HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 KAMPAR KIRI -
DOI:
https://doi.org/10.54973/jham.v4i2.389Kata Kunci:
Stres, Menstruasi, Remaja PutriAbstrak
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa dari 18 juta wanita yang berusia 18-55 tahun mengalami gangguan siklus menstruasi, Adapun gangguan siklus menstruasi yang paling umum terjadi adalah frekuensi menstruasi yang tidak teratur sebesar 80,7 %. Data Riset Kesehatan Dasar menyatakan bahwa di Indonesia perempuan berusia 10-59 tahun yang mengalami menstruasi teratur 68% dan yang mengalami masalah menstruasi tidak teratur dalam 1 tahun sebanyak 13,7%. Masalah menstruasi tidak teratur pada usia 17-29 tahun serta usia 30-34 tahun cukup banyak yaitu sebesar 16,4%. Adapun alasan yang dikemukakan perempuan usia 10- 59 tahun yang mempunyai menstruasi yang tidak teratur dikarenakan stres dan banyak pikiran sebanyak 5,1%. Stres diketahui sebagai faktor-faktor penyebab terjadinya ketidakteraturan menstruasi. Dampak dari ketidakteraturan menstruasi yaitu jadi lebih sulit hamil (Infertilitas), kemudian juga membuat wanita sulit mencari kapan masa subur dan tidak. Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat stress dengan ketidakteraturan menstruasi pada wanita remaja putri di SMAN 1 Kampar Kiri. Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang menjelaskan hubungan antar variabel. Sedangkan desain penelitian menggunakan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2023 di SMAN 1 Kampar Kiri. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 59 responden dengan kritria inklusi siswi yang bersedia menjadi responden dan tidak diduga hamil. Siklus menstruasi yang tidak teratur lebih tinggi pada responden yang tingkat stres sedang sebanyak 80%, dibandingkan dengan tingkat stres sangat berat 75%, ringan 57,1%, normal 29,6% dan berat 25%. Sedangkan siklus menstruasi yang teratur lebih tinggi pada responden yang tingkat stres berat sebanyak 75%, dibandingkan dengan tingkat stres normal 70,4%, ringan 42,9%, sanga berat 25%, dan sedang 20%. Dari hasil uji statistic Chi Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,029. Hal ini menunjukkan p-value < 0,05, maka H1 diterima yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMAN 1 Kampar Kiri.
Unduhan
Referensi
Aisyah, S.N. dan Mouliza, N. (2018) Hubungan Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas Iii Aliyah Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan. Jurnal Persepsi Psikologi, vol. 1 no. 2, hal 61-68
Andriani (2020) Hubungan stress terhadap Siklus Menstruasi Pada Siswi Pondok Pesantren Putri Ummu Sulaim Pekanbaru Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Medika Udayana, vol. 06 no. 02, hal 123-133
Anggraini, R. dan Anjani, L. (2021) Hubungan Tingkat Stres Dengan Gangguan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Stikes As Syifa Kisaran Tahun 2021. Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XII No. 02, hal 158-166
Hatmanti, N. M. (2018) Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa. Journal of Health Sciences, 8(1), hal 58-66, diakses pada tanggal 16 Juli 2022 melalui https://doi.org/10.33086/jhs.v8i1.218
Nathalia, Vetri (2019) Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi STIT Diniyyah Puteri Kota Padang Panjang. Jurnal MENARA Ilmu, Vol. XIII No. 5, hal. 193-201
Safitri, M.E, Siregar, A.P., dan Pane, N.H. (2021) Hubungan Stres dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Tingkat I Akademi Kebidanan Helvetia Medan. Maieftiki Journals, vol. 1 no. 2, hal 78-84
Septaliana (2019) Hubungan Tingkat Stres Dengan Ketidakteraturan Menstruasi Pada Remaja (Usia 16-19 Tahun). Skripsi. Prodi S1 Keperawatan, STIKes Insan Cendkia Medika, Jombang
Sopha, D.M. dan Haeriyah, S. (2021) Hubungan Tingkat Stres dan Status Gizi dengan Ketidakteraturan Siklus Menstruasi pada Remaja SMK Kesehatan Utama Insani. Nusantara Hasana Journal, Vol. 1 No. 2, hal. 1-7
